RESUME
PERANCANGAN KONTRAK
A. DEFINISI
Perancangan kontrak merupakan proses atau cara untuk
merancang kontrak. Merancang kontrak adalah mengatur dan merencanakan struktur,
anatomi, dan substansi kontrak yang dibuatu oleh para pihak.
B. ISTILAH
Istilah perancangan kontrak dari istilah bahasa
inggris, yaitu contract drafting. Dalam kamus bahasa indonesia
perancangan adalah proses, cara, atau perbuatan merancang. Kontrak adalah
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban.
C. OBJEK
Yang menjadi objek kontrak adalah prestasi ( pokok perjanjian ). Prestasi
adalah apa yang menjadi kewajiban debitur dan apa yang menjadi hak kreditor.
Prestasi itu terdiri dari perbuatan positif dan perbuatan negatif. Prestasi terdiri
dari: (1) memberika sesuatu, (2) berbuat sesuatu, dan (3) tidak berbuat
sesuatu.
D. SUBJEK
Subjek dalam Perancangan Kontrak yakni :
1.
Orang/Manusia
2.
Badan Hukum
·
Badan Hukum
Publik
·
Badan Hukum Privat
E. ASAS
1.
Asas
Kebebasan Berkontrak (freedom of contract)
Asas kebebasan
berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPer, yang
berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”
2.
Asas
Konsensualisme (concensualism)
Asas konsensualisme
dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUHPer. Pada pasal tersebut
ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kata
kesepakatan antara kedua belah pihak.
3.
Asas
Kepastian Hukum (pacta
sunt servanda)
Asas kepastian hukum
atau disebut juga dengan asas pacta sunt servanda merupakan asas yang
berhubungan dengan akibat perjanjian.
4.
Asas
Itikad Baik (good
faith)
Asas itikad baik
tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPer yang berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad
baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak
kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan
kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak.
5.
Asas
Kepribadian (personality)
Asas kepribadian
merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan/atau
membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat
dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPer. Pasal 1315 KUHPer menegaskan: “Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan
perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri.”
F. TIMBULNYA KONTRAK
Perjanjian/persetujuan
menimbulkan perikatan. Perikatan itu kemudian disebut sebagai kontrak apabila
memberikan konsekuensi hukum yang terkait dengan kekayaan dan mengikat para
pihak yang saling mengikatkan diri dalam perjanjian.
G. UNSUR
1.
Unsur Essensialia
Unsur
perjanjian yang harus ada di dalam perjanjian, unsur mutlak, di mana tanpa
adanya unsur tersebut, perjanjian tidak mungkin ada.
2. Unsur Naturalia
Unsur
naturalia adalah unsur perjanjian yang oleh Undang-Undang diatur, tetapi yang
oleh para pihak dapat disingkirkan atau diganti. Di sini unsur tersebut oleh
Undang-Undang diatur dengan hukum yang mengatur/menambah (regelend/aanvullend
recht).
3. Unsur
Accidentalia
Unsur accidentalia
adalah unsur perjanjian yang ditambahkan oleh para pihak, Undang-Undang sendiri
tidak mengatur mengenai hal tersebut.
terimakasih ilmunya. salam bloger pulau jawa.
BalasHapusKayak yang kenal nih wkwkw
Hapus